Pernah menjatuhkan diri sendiri didepan orang yang disayang? Itu hal yang wajar katanya dilakukan tapi menurutku sama sekali tidak. Aku juga tidak munafik aku pernah melakukan itu. Kadang-kadang aku heran dengan dirimu. Sebenarnya siapa yg perempuan dan siapa yg laki-laki? Siapa yg pantas mengejar dan siapa yg pantas dikejar? Aku juga tidak mengerti dengan hubunganku sekarang,
Aku minta maaf jika hanya bisa bicara lewat tulisan. Mungkin sekiranya intonasinya tidak terlalu menyakitkan dibanding aku berbicara langsung denganmu. Aku emosian, kamu juga emosian. Aku juga tak pernah membayangkan. Jika kita sama sama berkemelut dalam emosi saat berbicara maka dari itu terkadang aku hanya bisa bicara dengamu lewat pesan atau tulisan-tulisan ini.
Kadang-kadang jika hati kecilku bertanya seberapa besar harga dirimu saat ini? Aku menjawab “tidak ada”. Dulu aku punya saat aku belum dimiliki orang lain. Dulu aku mati-mati menjunjung tinggi gengsiku tapi sekarang aku menjatuhkan diriku sejatuh-jatuhnya hanya untuk mendapat perhatian. Bodoh. Iya. Tapi aku yakin bukan hanya aku wanita satu-satunya yang melakukan ini. Aku dan wanita lainnya memang bodoh.
Aku juga lelah terus hidup bersama kode kode hanya untuk dapat sebuah perhatian? Aku heran apa aku sedang berhubungan dengan pelatih pramuka? Semurah itukah aku mengemis sebuah perhatian? Semurah itukah harga diriku untuk meminta orang yang tak pernah mengerti dengan kode keadaan? Aaah… sehabis ini juga aku yakin dia bertanya tulisan ini untuk siapa. padahal saat ini yg berhubungan dengan dia adalah aku. Orang yg suka meminta sedikit perhatian dan dukungan saat dunia meminta untuk mengejar sebuah jabatan?
Sayang mengertilah aku tak dapat berbicara langsung. Gengsiku menahannya tapi egomu tak pernah mau peduli dengan itu. Aku tahu sesibuk apa dirimu saat ini? Tapi yang aku tahu dua insane yang saling mencintai dan terjebak dalam kesibukan tidak akan bisa lama-lama menahan rindu karena menahan rindu dengan orang yang disayang adalah penyiksaan. Tapi sepertinya kamu tidak seperti itu. Kamu hanya peduli dengan dirimu sendiri. Padahal yang sayang dengan dirimu saat ini juga aku. Orang yang tanpa kau sadari sudah berkorban dibelakangmu. Menjatuhkan harga dirinya sendiri hanya untuk bisa bersamamu. Memohon dengan keadaan sekitar supaya bisa dekat dengamu. Tapi kamu tak pernah melakukan itu. Kamu hanya percaya dengan takdir. Kamu hanya ikuti air mengalir tanpa kamu tahu kamu hanyut didalamnya. Menikmati setiap kucuran airnya. Tanpa kamu sadari juga air saat ini kamu nikmati adalah air mataku sendiri yang setiap hari menangisi dirinya sendiri. Membodohi dirinya sendiri karena berjuang untuk seseorang yang pasrah dengan takdir tuhan. Mempertahankan seseorang yg didekati malah menjauh perlahan-lahan. Aku tak mau berjuang dalam hubungan ini sendiri. Mengayuh perahu cinta ini sampai ketepian sedangkan kamu hanya bersantai. Duduk menikmati air mengalir tanpa kamu mau mengayuhnya.
Semoga ini hanya perasaanku saja…
No comments:
Post a Comment