Tuesday, 4 October 2016

Maaf perkenalan kita tak menyenangkan. Maaf aku hadir diantara kalian. Maaf aku telah menyita waktunya untukku. Maaf aku telah egois. Tak tau apa yang bisa kukatakan lagi untukmu. Bukan karena aku mencintainya maka aku selalu disampingnya. Tapi karena dia sahabatku, dia butuh dukungan saat ini. Kamu yang selalu diharapkannya untuk hadir di setiap waktunya. Tapi dengan besar hati dia tak pernah memaksakan kehadiranmu. Maafkan aku yang sempat merenggut posisimu darinya.Hai kamu, ini bukan kisahku. Aku hanyalah orang ketiga serba tahu. Aku bukanlah pemeran utama. Mungkin dalam sudut pandangmu aku hanyalah pemeran antagonis yang jahat. Ya, kamu sebagai pemeran protagonis yang hidupnya selalu ku ganggu. Hai kamu, tak bolehkah aku menjadi saksi cinta kalian? Tak bolehkah aku mengetahui hubungan cinta sahabatku? Kamu telah lama mengenal dia. Kamu seharusnya mengerti, tak banyak orang yang dia percaya. Bahkan untuk membuka topengnya dia tak sangup memilih sembarang orang.Bukan maksudku disini aku sebagai orang spesialnya. Tapi aku adalah orang yang lebih menggunakan logika daripada perasaan. Hanya saja sosokku sebagai lelaki yang membuat masalah dan hubungan ini menjadi rumit. Aku sadar aku tak lebih mengenal dia dari pada kamu yang dahulu masuk dihidupnya. Aku hanya mencoba menjadi sahabat yang baik untuknya. Disini aku pernah dalam posisimu dan posisinya. Dalam konteks yang berbeda, aku mengerti sepenuhnya perasaan yang kalian rasakan saat ini.
Dan yang membuatku tertarik melihat hubungan kalian karena posisi yang dulu pernah kududuki sekarang menjadi posisi orang lain yang terikat sebagai kekasih. Disini aku hanya bisa tersenyum mengingat kepahitan yang dulu pernah aku rasakan. Bahkan lebih menyedihkan lagi, aku tidak memiliki sosok sahabat yang mengerti sakitku pada saat itu. Dan disinilah aku berada saat ini, mampir dalam hubungan kalian untuk mempelajari bagaimana kalian menghadapi kepahitan dalam sebuah hubungan yang indah.
Tapi sayang, aku sebagai orang ketiga serba tahu beralih fungsi menjadi orang ketiga perusak hubungan. Yang namanya orang ketiga tak pernah ada baiknya dalam suatu hubungan. Bahkan dalam pelajaran bahasa Indonesia, orang ketiga hanyalah menjadi sosok figuran. Pelaku yag bersifat sementara. Hanya mengetahui alur cerita tanpa pernah masuk dalam cerita tersebut. Hebat kini aku merasakannya. Dan hebat aku telah menjadi sosok antagonis di hubungan kalian. Hebat aku menjadi orang jahat.
Bahkan orang yang tak pernah mengenalku dapat mengatakan jika aku hanya pengganggu, aku hanya perusak. Tak pernah ada yang mau mempercayai apa yang kukatakan. Walaupun apa yang aku katakan adalah fakta. Aku yang selalu tersenyum melalui hari-hari kelabu. Aku yang berusaha membuat warna dalam hariku dan menyebarkannya pada semua orang terdekat. Hanya menjadi sosok lemah murahan yang berhasil merusak hubungan orang. Andai kamu tau, aku bukanlah laki-laki seperti itu.

No comments:

Post a Comment