KARNA AKU BUKAN SIAPA2
Takdir kisahkan tanah basah pagi ini.
Seperti jelas yang terlihat.
Tapi terus saja kumeminta dari tetapan
dimana itu terlanjur telah dibuat.
Jalanku pun dikendali sesuatu
sehingga tak tahu akan ada apa
didepan sana.
Namun bila sesampai
langkah ini didepan sana dan akan
lagi dipertunjukkan tentang apa?
Sedang
terdapat kelompok burung terbang
ikuti komando dari penguasa terdepannya.
Perintah siapa hingga
pimpinan itu menukik keutara
diikuti kawanannya ke utara pula.
Takdir jugalah sering tempatkan
waktu dari tiap sela kejadiannya.
Mungkin waktu pula berjalan
dirangkai paralel disamping
berjalannya dalam seri
rangkaiannya.
Dan bohongku dimana
kadang merasakan lega disamping
pula dihantui rasa sesaknya.
Senyum itu hanyalah dustaku demi
tutupi nganga luka ditempat jauh
didalam sana.
Akupun merelakan
kepergian, bahkan biarpun dari
semua yang sudah ditemukan itu.
Ternyata begitu jernih lebihi mulia
nya air mata, yang disebut ketulusan
itu.
Dan takdir pun telah tuliskan
kejadianku untuk kemudian
diceritakanNya. Aku hanyalah
sesuatu yang dikendali Sesuatu dan
yang mustahil bisa dapat berbuat
apa-apa.
Karena aku bukanlah apa-apa.
No comments:
Post a Comment